Orangtua zaman sekarang semakin disibukkan dengan pekerjaan, komunikasi dengan anak-anak merupakan suatu pola pendidikan yang efektif dan praktis. Komunikasi yang baik dapat membantu mengembangkan rasa percaya diri anak-anak, rasa harga diri dan hubungan yang baik dengan orang lain, yang dapat membuat hidup anak-anak-anak menjadi lebih menyenangkan, dan menjaga hubungan yang baik dengan orang lain dalam proses pertumbuhannya kelak di kemudian hari.
Komunikasi antara orang tua dengan anak dapat membantu mengembangkan kemampuan bahasa anak-anak
Perkembangan keterampilan berbahasa merupakan tonggak penting dalam pertumbuhan anak-anak. Keterampilan sosial maupun perkembangan inteligensi anak erat kaitannya dengan perkembangan kemampuan bahasa. Mandeknya perkembangan bahasa dapat menyebabkan anak-anak menutup diri, kesulitan belajar dan masalah lainnya. Banyak orangtua percaya bahwa anak-anak belajar bahasa adalah proses otomatis, sebenarnya itu tidak benar, sejak bayi itu lahir ke dunia sudah mulai belajar bahasa.
Mendengar orangtua bicara dan berbicara dengan mereka merupakan pola utama anak-anak belajar bahasa. Ketika sebuah huruf, kata, kalimat diucapkan secara berulang kali, maka bahasa reseptif berpola pasif ini perlahan-lahan akan menjadi bahasa aktif anak-anak (kosakata Aktif), yaitu bahasa yang dapat digunakan anak-anak. Studi terkait menyebutkan, bahwa sebelum seorang anak bisa mengucapkan sepatah kata minimal harus mendengar 500 kali kata ini. Ini berarti orangtua harus menciptakan lebih banyak kesempatan bagi anak-anak untuk mendengar percakapan.
Selain itu, dalam percakapan dengan anak-anak, orangtua juga dapat membantu anak-anak menemukan kosakata dan kalimat yang menyatakan pandangan individu, memperbaiki kesalahan dan memperluas kapasitas kosa kata mereka, menjelaskan kepada mereka terkait kata-kata dan ungkapan yang belum dipahami, hal ini akan sangat meningkatkan kemampuan bahasa anak.
Komunikasi antara orangtua dengan anak dapat membantu untuk memahami anak, membangun hubungan yang baik antara orang tua - anak
Saat anak-anak masih kecil, dimana jika orangtua dan anak-anak membangun sebuah hubungan yang akrab, dapat membantu anak-anak mencari bantuan Anda ketika menghadapi masalah dan kekecewaan. Sebagai orangtua juga akan menjadi lebih peka terhadap perubahan suasana hati. Hubungan yang terjalin akrab/harmonis antara orangtua dengan anak dapat meminimalkan masalah kesehatan mental dalam proses pertumbuhan anak-anak.
Orangtua sebaiknya sungguh-sungguh mendengarkan perkataan anak-anak, karena itu adalah proses mengekspresikan pikiran, pendapat dan perasaan mereka. Meskipun terkadang tidak begitu jelas dengan apa yang mereka ungkapkan, tapi mengandung banyak informasi. Dan dalam proses ini, memungkinkan orangtua untuk lebih memahami kepribadian, karakter dan proses pertumbuhan anak-anak.
Dialog yang sederajad, harmonis dan penuh dorongan dapat membuat anak-anak lebih percaya diri dengan kemampuan bahasa dan presentasi mereka, membangun rasa percaya diri, dapat membantu Anda memperbaiki perilaku buruk mereka, menghantarkan rasa sayang dan perhatian. Akan lebih dapat menyampaikan informasi yang kuat saat terjadi dialog yang bertentangan, yakni bahwasannya masalah atau pertentangan itu dapat dibicarakan secara terbuka dan dapat diselesaikan dengan baik.
Komunikasi antara orangtua dengan anak bermanfaat dalam membimbing dan membantu anak-anak
Bagi anak-anak yang lemah di dunia ini, banyak hal yang kompleks dan penuh tantangan. Banyak hal yang tidak bisa dimengerti oleh mereka atau bahkan membuat mereka sedikit cemas dan takut. Orangtua dapat belajar memahami sejumlah tanda tanya dan hal yang tidak dipahami anak-anak dalam percakapan mereka, kemudian menjelaskan kepada mereka dengan bahasa yang bisa dipahami mereka.
Terbayang dalam benak saya, mobil suami saya ditabrak orang, sebelah pintu mobil penyok. Setiap melihat mobil itu, sang anak selalu bertanya kepada papanya : "Mobilnya kenapa pa ?" Dan setiap kali itu juga saya menjelaskan saja seadanya, kemudian saya memberitahu anak saya, mobil itu bilang : "terlalu sakit rasanya, lain kali hati-hati ya bawa mobilnya, kalau tidak saya akan celaka." Anak-anak pun mengingatnya dan kerap mengingatkan saya agar hati-hati saat membawa mobil, jangan terlalu cepat, "mobil kan bisa sakit juga" demikian katanya. Kecelakaan yang mengerikan tidak tertanam dalam benak anak-anak, justru sebaliknya mengingatkannya untuk berhati-hati dalam mengerjakan sesuatu, jika tidak akan ada kerugian yang tidak diharapkan.
Terkadang orangtua tiba-tiba merasa suasana hati anak-anak menjadi buruk, mudah marah, gelisah, menggerutu. Kesampingkan beberapa faktor eksternal, seperti lelah, haus atau lapar dan faktor eksternal lainnya, mungkin pernah terjadi sesuatu yang tidak menyenangkannya di sekolah atau tempat lain. Jika Anda bisa perlahan-lahan menanyakan kepadanya, mungkin akan ditemukan beberapa penyebabnya.
Menciptakan setiap kesempatan
Anak-anak sibuk, orangtua juga sibuk. Mungkin sulit menemukan kesempatan yang baik untuk duduk bersama dan berbicara sejenak dengan anak-anak. Jadi manfaatkan setiap kesempatan yang ada dalam rutinitas Anda, pembicaraan (tukar pendapat) yang sederhana setiap saat dengan anak adalah suatu cara pendekatan yang lebih praktis. Manfaat seperti akan membuat anak merasa Anda itu orang yang terbuka, selalu meyambut setiap saat dan kapan saja untuk bicara dengan mereka, dan Anda suka bicara dengan mereka.
Misalnya, saat menonton televisi bersama-sama, ambil tema dari program TV sebagai bahan pembicaraan, Anda bisa bahas sejenak alur cerita yang ditonton bersama anak Anda barusan, bimbing anak Snda untuk belajar hal-hal positif dari program TV tersebut. Selain itu, saat makan di dalam mobil, waktu bercerita sebelum tidur atau saat berjalan santai, adalah kesempatan yang baik bagi Anda untuk berbincang-bincang atau sekadar ngobrol dengan anak-anak.
Perhatikan cara bertutur kata
Jika para orangtua dapat menerima segalanya anak-anak, baik itu berupa kekurangan atau kelebihan mereka, dapat membuat komunikasi antar orangtua dengan anak menjadi lebih mudah menyatu. Seorang anak yang diterima orangtuanya akan lebih mudah membuka dirinya. Sebaliknya, cara bicara yang bersifat perintah, sindiran, ejekan, celaan, dan teori panjang lebar justru akan membuat anak semakin menjauhkan diri dari Anda.
Misalnya, Dan berkata kepada ibunya "Ma, aku takut tidur sendirian."
Ibu A mengatakan : "Dasar kamu ini, sudah besar masih saja seperti bayi, tidak ada yang perlu ditakutkan."
Ibu B mengatakan : "Ibu tahu kamu takut, ibu akan menyalakan lampunya, dan membiarkan pintunya terbuka."
Jika Anda seorang anak, manakah yang Anda pilih?
Asal tahu saja, orangtua hendak berkomunikasi dengan anak, bukan pembicaraan orangtua terhadap anak. Komunikasi dengan anak seharusnya adalah percakapan dua arah, yang berarti mendengarkan apa yang mereka katakan. Sementara bicara dengan anak adalah suatu percakapan tunggal, hanya menanamkan pandangan individu kepada mereka. Komunikasi dua arah ini sangat penting terhadap anak yang lebih besar. Satu lagi point penting lainnya, bahasa yang penuh dengan cinta, dorongan semangat dan rasa hormat dapat membantu anak-anak berbuat lebih baik
10 tips untuk komunikasi antar orang tua dengan anak
- Dimulai sejak awal.
- Berbicara dengan anak terlebih dahulu.
- Menciptakan sebuah lingkungan yang terbuka.
- Ungkapkan nilai-nilai pandangan Anda sendiri kepada anak-anak.
- Dengarkan apa yang mereka bicarakan.
- Harus tulus dan jujur.
- Sabar.
- Manfaatkan setiap kesempatan untuk berkomunikasi.
- Sekali, sekali lagi dan lagi.
- Ungkapkan dengan bahasa cinta dan rasa hormat.
(Epochtimes/Jhoni/Yant)