Gali Potensi Lewat Analisa Sidik Jari

Keinginan orang tua mencetak anak-anaknya menjadi bibit unggul semakin besar. Pertanyaan seputar cara memaksimalkan potensi anak-anak mereka atau tentang bagaimana cara melihat kecerdasan sejati serta bakat anaknya sedini mungkin kerap menghantui pikiran orang tua masa kini.
Kecerdasan sebenarnya merupakan konsep yang sangat rumit. Ada beberapa jenis kecerdasan, misalnya kecerdasan sosial, natural, musikal atau kecerdasan berbahasa yang tidak terukur oleh tes IQ saat ini. 

Beberapa dekade terakhir ini para ahli psikologi terus menyempurnakan tes untuk menganalisa kecerdasan dan kepribadian (psikometri). Contohnya adalah tes bakat minat, tes kepribadian, grafologi, tes gambar, dan sebagainya.

Menurut psikolog Efnie Indrianie, setiap tes tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. "Misalnya saja psikotes yang memakan waktu lama. Untuk anak yang punya masalah konsentrasi hasil tesnya bisa tidak optimal," paparnya dalam acara media edukasi mengenai Analisa Sidik Jari yang diadakan di Jakarta beberapa waktu lalu.

Saat ini sudah tersedia tes untuk mengukur potensi anak, yang menggunakan metode pencitraan sidik jari untuk menganalisis bakat dan kecerdasan seseorang yang disebut fingerprint analysis.

Pada tahun 1965, para ahli sudah mengetahui bahwa pola sidik jari manusia sudah terbentuk sejak usia 13 minggu dalam kandungan. Pola guratan-guratan kulit pada sidik jari, dikenal sebagai garis epidermal, ternyata memiliki korelasi dengan sistem hormon pertumbuhan sel pada otak.

Teori-teori mengenai struktur otak yang diungkap para ahli beberapa dekade kemudian telah memberikan informasi yang dapat menjadikan interpretasi karakter dan potensi bakat seseorang secara genotif. Sidik jari bersifat permanen, unik, dan tidak akan pernah sama.

Analisa sidik jari bersifat obyektif tanpa dipengaruhi unsur kondisi fisik atau psikologis. "Hasilnya tidak berubah bila saat dites seorang anak sedang senang atau sedih," katanya.

Kendati demikian, analisa sidik jari ini tidak sama dengan psikotes atau alat ukur lainnya, fungsinya adalah sebagai pendukung. Lebih baik bila digunakan secara bersamaan dengan tes lain sehingga akan diperoleh data yang akurat.

Diharapkan dengan mengetahui bakat, karakter, juga gaya belajar anak, orang tua akan lebih mudah memberikan stimulasi dan pengarahan yang tepat untuk mengoptimalkan kecerdasan anak.

untuk janji temu pengambilan data sidik jari



Artikel yang berhubungan:
Uniknya Pola Sidik Jari Manusia
Sejarah Berkembangnya Ilmu Dermatoglyphics

Next Prev home