Meski ada kemungkinan anak tetap terkena penyakit walau sudah imunisasi bukan berarti anak tidak diimunisasi. Kemungkinannya sekitar 5-15 persen.
“Meski begitu, risikonya bisa ditekan dan jauh lebih ringan,” imbuh Dr. Soedjatmiko, Sp.A(K)., MSi.
Karena itu, bayi dan balita tetap harus diimunisasi lengkap. Sebab, bayi dan balita yang tidak diimunisasi lengkap, tidak akan memiliki kekebalan spesifik yang optimal terhadap penyakit menular berbahaya.
Anak-anak tersebut mudah tertular penyakit tersebut dan menderita sakit berat. Tidak hanya itu saja, mereka juga bisa menularkan ke anak-anak lain yang bila menyebar secara luas akan terjadi wabah. Dan menyebabkan banyak kematian maupun kecacatan.
“Melalui imunisasi pula, anak akan terhindar dari penyakit infeksi berbahaya. Sehingga mereka memiliki kesempatan untuk bermain maupun belajar tanpa terganggu dengan masalah kesehatan,” ujar Prof. DR. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K).
Jadi, pencegahan penyakit melalui imunisasi menjadi cara perlindungan terhadap infeksi. Tindakan ini jauh lebih murah dan paling efektif dibandingkan mengobati seseorang bila telah terkena sakit dan kemudian dirawat di rumah sakit.
Diana Y. Sari
Artikel lainnya:
Kenali 7 Imunisasi Tambahan
Bagaimana Mengoptimalkan Kecerdasan Balita Pada Masa Golder Years?
Mendorong Perkembangan Otak Anak
Bayi Tidak Boleh Tidur dengan Perokok
Pneumonia, Penyebab Utama Kematian Balita
ASI Bantu Cetak Generasi Penerus Bangsa yang Cerdas