Perceraian, Rusak Kejiwaan Anak

Keluarga adalah sebuah lingkungan yang terjalin dari beberapa individu yang memiliki hubungan darah. Sebuah hubungan yang harmonis dalam keluarga adalah dambaan setiap orang. Namun dalam realitanya sebuah kehidupan tidak selamanya menyenangkan, akan ada saatnya harus berjuang mengatasi sebuah permasalahan. Permasalahan dilingkup kepala keluarga dalam arti ayah dan ibu salah satu contoh permasalahan dalam keluarga yang dijadikan asalan kurang harmonisnya sebuah keluarga. Ketidakcocokan antara ayah dan ibu dijadikan alasan untuk melakukan perceraian. Selain ketidakcocokan yang dirasakan oleh ayah dan ibu, alasan paling sering ditemui dalam hubungan adalah perselingkuhan.

Pertengkaran, perpisahan, dan keributan hak asuh anak adalah runtutan dari kehancuran dalam rumah tangga. Namun kehancuran rumah tangga bukanlah akhir dari rentetan perceraian melainkan awal dari kehancuran berentetan bagi seluruh anggota keluarga. Bagi beberapa orang tua yang tidak mampu mempertahankan keutuhan rumah tangga akan menjadi monster yang paling mengerikan bagi anak-anak mereka.

Masalah yang akan ditimbulkan dari beberapa cekcok rumah tangga begitu rumit, terutama masalah psikologis anak. Tahukan anda, begitu besar perubahan yang akan terjadi pada seorang anak yang menjadi korban perceraian. Ya anak adalah salah satu korban dari terjadinya perceraian, trauma akan lebih berbahaya bagi anak pada usia sebelum 7 tahun. Dalam masa-masa ini adalah asal muasal 85% masalah seseorang tercipta (Mental Block).

Mental block adalah hambatan secara psikologis yang menyelubungi pikiran seseorang. Anak membutuhkan stimulasi dasar dari keluarga terutama orang tua. Bayangkan anak dalam masa tersebut bagaikan anak harimau yang semasa bayi berada dalam asuhan dan tiba-tiba dilepas di hutan, apa yang terjadi? Harimau itu akan berusaha beradaptasi sendiri dengan alamnya yang baru, menjadi liar dan tak terarah sebagai hasil pembelajaran dari lingkungannya. Itulah yang akan terjadi pada anak dalam masa perkembangannya, karena ia butuh dua contoh yaitu ayah dan ibu. Karena dimasa ini seorang anak membutuhkan dasar pembelajaran sebagai dasar emosi (kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan mengontrol, kebutuhan untuk diterima) yang harus terpenuhi, dan peran ayah dan ibu berbeda dalam menghasilkan sebuah pemahaman seorang anak.

Seberapa besar bahaya dari Mental Block sendiri, terkait dengan trauma perceraian kedua orang tua mereka. Pengaruh yang terjadi hingga usia beranjak dewasa, diusai 20-an mental block telah menghambat segala tujuan seseorang. Karena pada masa pembangunan dasar emosi seorang anak sudah tidak terpenuhi akibat perceraian kedua orang tuanya, maka fatallah akibatnya karena kunci dalam pendidikan karakter pada anak tidak diberikan secara maksimal.

Dalam perjalanan hidupnya anak akan lebih sulit diatur dan diajak kerja sama baik oleh orang tua maupun lingkungannya. Anak akan mengontrol dirinya, mengatur segala hal yang dia mau, dan bergegas menjadi seorang pemberontak. Ia juga tak akan lebih nyaman berada dirumah, mulai tidak terbuka pada orang tuanya dan akan menyimpan segala yang ia kerjakan dan ia keketahui. Dari beberapa kelakuan anak tersebut, akan semakin sulit bagi orang tua memberikan nasihat dan nilai-nilai positif kepada anak. Dia akan mencari tempat dimana ia merasa lebih nyaman dan menyenangkan, disinilah rawannya, anak akan membuang jauh batas-batas baik dan buruk, dia tidak akan mampu membedakan mana yang positif dan negatif dan akhirnya dapat terjerumus dalam kehidupan negative diluar rumah. Cita-cita, masa depan cerah bukan lagi menjadi harapannya, yang dia inginkan hanya kebahagiaan yang bisa didapatkan pada saat itu juga, dan bukan tidak mungkin hal itu akan terjadi hingga ia besar nanti, bahkan bisa jadi ia tidak mau membangun sebuah hubungan serius dan berkeluarga karena efek perceraian kedua orang tuanya.

Sebegitu mengerikannya bukan efek traumatik pada anak, maka itu bagi anda orang tua, ayah dan ibu, berikan yang terbaik bagi anak-anak terutama dari usia dini mereka. Ajarkan hal-hal baik, kasih sayang, dan tanamkan pengetahuan agama sebagai pegangan hidup. Anak adalah anugerah, dan jadikanlah mereka alasan untuk segala pencapaian kebahagian. Jauhkan anak dari kekerasan dan hal-hal negatif baik itu berasal dari keluarga.

kesehatan.kompasiana.com


Artikel yang berhubungan: 

Next Prev home